Bedah Buku : Premature Dawn, The Global Twilight Pattern

6 Ramadhan 1442H

Awalnya join zoom ini krn penasaran sama keputusan PP Muhammadiyah ttg Tanfidz Keputusan Munas XXXI Tarjih Muhammadiyah tentang Kriteria Awal Waktu Shubuh yg menetapkan ketinggian matahari awal waktu Shubuh yg baru, yaitu minus 18 derajat di ufuk bagian timur (atau kurang lebih mundur 8 menit).
Source : https://muhammadiyah.or.id/keputusan-pp-muhammadiyah-tentang-kriteria-awal-waktu-subuh/

Penelitian ini dilakukan oleh Prof. Dr Tono Saksono sejak tahun 2016, yg dasar utamanya dari QS Al-Baqarah 187: "...dan makan minumlah hingga terang / jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar..".

Didasarkan juga dari fajar astronomi / nautika yg selama ini kenyataannya tdk terlihat secara fisik, krn dulu hanya diukur utk keperluan administratif saja, ttp blm pernah ada yg meneliti lebih detail dan lanjut perihal "kapan muncul fajar?"
Sbg orang awam, diskusi nya sungguh berat dan tetapi menarik krn masih ada perdebatan di dlmnya. Prof Pranoto sendiri sbg pembedah buku, menyatakan masih ada 2 misteri yg perlu divalidasi lebih lanjut :

1. Adakah pengaruh dari polusi cahaya dan udara terhadap kegelapan langit?

2. Data dr hasil observasi ygt stokastik atau melompat-lompat, memunculkan 2 dugaan: 
- memang takdirnya demikian
- kita blm menemukan kenapa dmkn

Prof Tono sendiri menyampaikan terkait 2 misteri tsbt:

1. Ada 5-6 kasus yg membuktikkan bahwa polusi cahaya dan udara tidak  berpengaruh pd kehadiran fajar krn alam sifatnya stokastik, ada lubang2 dimana cahaya bs masuk.

2. Posisi matahari betul deterministik, namun atmosfir bernafas artinya ketebalannya berubah. Permasalahanya saat ini adalah kita tdk memiliki data ketebalan atmosfir setiap hari.

Bpk Agus Djamil sbg moderator jg menyampaikan bahwa ulama di Saudi Arabia, memundurkan iqamah dari Adzan Shubuh sebanyak kurang lebih 30 menit.

Diskusi yg luar biasa dan bahkan moderator pun blm berani menyimpulkan apa2.

"Masih dibutuhkan kelengkapan data dan kesepakatannya spt apa, sehingga ketika disampaikan ke ulama, akhirnya bs disimpulkan." - Prof Pranoto.
MasyaAllah, bersyukur masih bs mengikuti kajian ilmiah yg luar biasa ini 🙏

Komentar

Postingan Populer